Nonton Jormungand sampe 3 kali. Bisa dikatakan, kurang kerjaankah? Atau
berlebihankah?
Haha, yah aku punya alasannya kok,
dan meskipun nyampe 3 kali nontonya bukan berarti aku gak dapet apapun di
tontonan yg ke dua dan ke tiganya.
Seperti mengulang buku mata
pelajaran yg kita baca dan pelajari, pasti ada banyak hal yg terlewat saat kita
cuma membacanya sekali dua kali. Belajar bukanya memang harus berulang kali?
Tapi bukan berarti aku mau
menyamakan teorinya dengan teori belajar, karena biar bagaimanapun ini aku cuma
lagi nonton anime. Hehehe.
Pas nonton pertama kali, tujuanku
itu cuma ingin menikmati ceritanya, dan tujuan lebihnya adalah komentar ini itu
dengan maksud biar aku terlihat keren gitu, bisa komentar dalam sebuah hal. =="
Pas nonton pertama, yg di dapat yah
cuma jalan ceritanya, kalau dulu aku komentar, pasti gini komentarku,
"Untuk urusan jalan cerita, ceritanya terlalu datar, dan berasa gak ada
tantanganya, gak ada drama-nya. Hampir semua kasus berasa biasa karena semuanya
terselesaikan dengan sempurna, kecuali pas R mati. Mungkin cuma di situ
satu-satunya dimana cerita berjalan kurang sempurna(dalam hal ke inginan
lakonya di Jormungand)."
Lalu kalau ada komentar lagi saat
itu pasti aku akan mengatakanya dg nada sinis, "Terlalu sempurna apa yg
dilakukan karakter-karakter utamanya di dalam cerita ini, hampir semua misi
berjalan sempurna tanpa hambatan berarti, berakhir sempurna, terlalu perfect,
gak manusiawi banget." Sinis sih, tapi aku pikir aku emg orang se sinis itu,
hahaha. Sudahlah, ini kan dulu, mungkin 1-2thn yg lalu pas pertama nonton Jormungand.
Kemudian pas nonton ke dua kalinya,
yg aku lihat saat itu cuma sudut pandang seorang pedagang(karena ini awal-awal
aku beneran jadi pedagang). Maka yg kulihat saat itu adalah kemampuan seorang
Koko Hekmatyar dalam berdagang yg gak ada duanya, bahkan sang kakak, Kesper
Hekmatyar kalah jauh. Hampir semua yg kulihat pas nonton ke dua kalinya ini
cuma sebatas barang dagangan yaitu senjata, dan cara berbisnis yg wauw banget.
Kemudian, beberapa hari yg lalu
nyampe hari ini, di mana aku nonton utk ke tiga kalinya, sudut pandangku
berubah lagi. Sebenarnya hampir sama dengan sudut pandang pertama kalinya aku
nonton, yaitu dari segi cerita(aku harus menerima diriku sendiri, kalau aku
memang terlalu tergila-gila dengan cerita-cerita yg keren, haha).Tapi kali ini
berbeda dengan yg pertama kali dulu. Kali ini aku gak cuma akan berkomentar
sinis dan mencela di sana-sini, karena aku pikir malah aku terlalu jarang
mendapatkan hal cacat utk di cela dalam anime Jormungand.
Dulu cerita yg kupikir terlalu
datar, sebenernya engga juga, karena kalau di lihat dan di rasakan baik-baik
dari sudut pandang masing-masing karakternya, hampir semuanya punya cerita dan
emosi yg meluap-luap, kecuali Lehm. Seperti carakternya yg memang superhebat,
lehm hampir emg gak pernah baper. Baginya itu menyenangkan, maka dia lakukan,
gak ada bapernya, haha.
Dari sudut pandang Jonah tentu saja
ini penuh emosi, anak yg sangat benci senjata harus menerima kenyataan bahwa
dia harus ikut berpetualang utk melindungi pedagang senjata. Bukan karena Jonah
hebat makanya Jonah spesial di cerita ini. Kalau dibanding bodygard koko yg
lainya, Jonah emg cuma anak kecil, malah kupikir jadi beban tambahan selain
Koko hekmatyar sendiri, tapi kenapa Jonah ikut jadi bodygard? Karena yah,
inilah ceritanya yg sebenernya lebih dalam lagi, hahaha, gak datar seperti
komentar sinisku dulu.
Di dua kali nonton sebelumnya, pas
Jonah menodongkan senjata ke Koko saat Jormungand
di aktifkan, rasanya masih biasa aja, hanya tambah jadi tegang. Entah kenapa,
justru dengan mendalami sudut pandang Koko dan Jonah, kali ini aku hampir aja
nangis kalau gak pause itu adegan.
Alasan Koko Hekmatyar membangun Jormungand
mungkin karena dia sendiri begitu muak dengan peperangan yang terjadi, yang
membuatnya kehilangan beberapa Bodyguardnya. Untuknya, bodyguardnya bukan
sekedar Bodyguard tapi juga teman-temannya. Dan alasan kenapa Jonah di rekrut
masuk menjadi Bodyguard Koko, memang dari awal bukan karena kemampuan Jonah,
tapi mungkin karena Koko merasa Jonah mirip denganya. Sama-sama muak dengan
peperangan, tapi tak bisa menjauhkan diri dari senjata, bahkan tak bisa hidup
tanpa senjata.
Koko berpikir, dengan membangun Jormungand, keinginanya selama ini akan
terkabul, yaitu keinginan utk mengakhiri peperangan. Hal itu juga yang sangat
ia ingin tunjukan pada Jonah, seseorang yg di anggap memiliki kemiripan dalam
hal muak dengan dunia penuh peperangan ini. Tapi justru, saat Koko menjelaskan
apa itu Jormungand dan apa tujuanya,
berapa banyak korbanya, Jonah justru melawan. Seseorang yg di anggap sama
denganya, tiba-tiba justru berpikiran sebaliknya, tentu saja ini membuat Koko
sangat terpukul. Tak bisa mengerti lagi jalan pikiran Jonah. Tapi kupikir itu
wajar, Jonah masih anak kecil yang polos, dia tidak memahami dunia dengan cara
yang sama seperti Koko memahami dunia. Dia anak kecil yang tak tau apa-apa
kecuali menembak, dan membenci senjata.
Dari sudut pandang Jonah itu juga
sangat menakutkan. Ia benci melihat banyak korban jatuh, benci peperangan,
benci senjata, tiba-tiba melihat kenyataan harus ada 700rb orang akan mati
meski sebagai pengorbanan, dia hanya tak bisa menerimanya begitu saja. Dua
sudut pandang ini kalau di dalami memang jadinya baper, kemudian sampelah pada
adegan Jonah menodongkan senjata pada Koko, gak tahan deh nahan air mata
keluar. Hahaha.
Terus tentang masalah, kasusnya
terlalu berakhir dg sempurna dan gak manusiawi, gak masuk akal ini jg akhirnya
aku tarik lagi. Bukanya tanpa alasan kenapa kasusnya selalu berakhir dg
sempurna, tapi karena yah, gimana lagi, bodygard koko ini hampir semuanya Dewa,
apalagi Lehm dan Valmet. Mereka itu jagoanya di bidang masing-masing. Dalam hal
pengalaman, pengetahuan, insting, dan semua hal yg dibutuhkan dalam peperangan,
mereka itu di atas rata-rata yg lain. Jadi sah-sah saja kalau tim ini berubah
jadi tim yg sangat menakutkan hingga semua kasusnya/ordernya berjalan mulus dan
sempurna. "Perfect Order" | Mungkin bisa di samakan dg The Expendable
yg berubah jadi Bodyguardnya Koko Hekmatyar. Gimana gak ngeri dan super kuat
kalau bodyguard nya sekelas The Expendable itu? hahaa, jadi wajar bukan, kalau
semua kasusnya berakhir sempurna.
**
Selesai dengan apa-apa aja yg
kudapat di tiga kali aku nonton, setelah ini, tulisanku mungkin cuma
coretan-coretan tentang hal-hal yang terjadi dalam cerita Jormungand dan di tambah pikiran-pikiranku sendiri.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
Nitip jejak.. Hehe.. Alangkah baiknya jika kata singkatan di minimalkan. Biar beda dengan menulis pesan SMS. Xixixi...
BalasHapus#blogwalkingan
tinulis(dot)com
Nitip jejak.. Hehe.. Alangkah baiknya jika kata singkatan di minimalkan. Biar beda dengan menulis pesan SMS. Xixixi...
BalasHapus#blogwalkingan
tinulis(dot)com
Iya, hehe. soryy, kemarin belum sempet di edit udah di post aja. :)
Hapus