WOULD THE WORLD BE BETTER WITHOUT ISLAM???
Apakah dunia lebih baik tanpa Islam? Pertanyaan tersebut bukan untuk gue jawab ya..
Tapi merupakan sebuah inti cerita dari film Bulan Terbelah Di Langit Amerika. Setelah
tragedi 9/11 tahun 2009, dunia seperti berhasil membuat Islam selalu terpojok.
Membuat Islam selalu terlihat sebagai tersangka tentang terjadinya
terror-terror setelah tragedi tersebut sampe sekarang ini. Sebuah keberhasilan
yang cukup besar, memojokan agama besar dengan mengorbankan hal yang besar
pula, tragedi 9/11 yang akan selalu teringiang-ngiang karena selalu diulang-ulang untuk memojokan islam.
Tapi dengan mencoba memanfaatkan nama besar tragedi itu
pula, Hanum Rais dan Rangga Almahendra mencoba mengatakan pada dunia, bahwa penilaian
buruk tentang islam itu salah.
Biar gak dibilang spoiler, tulis sinopsisnya aja kali ya.
Berikut sinopsi film Bulan Terbelah Di Langit Amerika.
Hanum yang merupakan seorang jurnalis dari Indonesia dan
sedang menemani suaminya Rangga untuk kuliah di Wina mendapatkan tugas dari
bosnya, Getrude Robinson untuk membuat sebuah artikel tendensius bertema, “Would
the world be better without Islam” untuk Koran mereka yang di ceritakan semakin
bangkrut. Gertrude meminta Hanum untuk mewancarai dua narasumber dari pihak
muslim dan non muslim yang telah dipilihkan. Mereka adalah para keluarga korban
WTC 11 september di New York.
Pada saat bersamaan, Rangga suaminya, juga ditugasi oleh
Profesornya untuk mewawancarai seorang milyuner dan philantropy(filantropi atau kedermawanan) Amerika bernama
Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3nya. Brown dikenal eksentrik,
misterius dan tidak mudah berbicara dengan media.
Rangga diminta untuk menemui Stefan dan kekasihnya Jasmine,
yang berada di New York, yang telah mengatur pertemuan ekslufsif dengan Brown.
Tapi tugas mereka menjadi berantakan, ketika sebuah demonstrasi besar berakhir
ricuh. Membuat mereka berdua bagai terbelah menjadi dua. Seperti judul.
**
Kalau kamu tipe penonton yang gak terlalu suka suasana
religi, film ini mungkin akan terasa sangat membosankan. Emang berasa banget Film
Religinya. Tapi alasan gue bela-belain nonton film ini si karena beberapa hal,
pertama lagi bosen banget. Pengin banget nonton film ke bioskop, tapi gak ada yang
bagus. Kedua, pengin coba mensupport film-film Indonesia aja sih. Ketiga,
karena gue orang yang termasuk sedikit perduli dengan Islam, judul “Bulan Terbelah
Di Langit Amerika” ini berasa menarik banget.
Sayangnya agak sedikit diluar expect gue sih, haha. Gue
ngarep banget bakal dapet cerita yang lebih greget, segreget judulnya. Sayang
seribu sayang, terlalu berharap diluar jalur. Emang ada sih masalah
terbelahnya, terbelah tentang percintaan, juga terbelah tentang muslim dan non
muslim di Amerika karena tragedi 11/9. (Agak spoiler gak sih? Cerita kayak
gitu? Gue pengin nulis review tapi tanpa nyepoiler juga, biar pada nonton
sendiri, kayak gue, support film Indonesia.)
OK, balik lagi ke film ini.
Kesan pertama. Secara Visual, bagus kok, bukan abal-abal,
bukan asal jadi aja buat filmya, terlihat keseriusanya dalam menggarap film
ini. Karena kabarnya, dibutuhkan dana hampir Rp 15 Milyar untuk memproduksi
film Bulan Terbelah Di Langit Amerika.
Akting. Acha, bagus, gue selalu suka Aktingnya Acha.
Beberapa pemain memang ada yang agak kaku, khususnya para aktor asingnya. Tapi
kehadiran Stefan, seorang Atheis yang gak pernah menang debat sama Rangga ini
justru sangat menghibur dan tersenyum-senyum geli melihat tingkahnya.
Cerita Film. Ehmm, karena gue ngereview ini, bukan karena
dibayar, ya seobjektif gue aja kali ya menilainya. Kalaupun ada yang berpedapat
lain, ya silahkan. Beda pendapat biasa aja kok, lagian, film ini bukan
matematika yang pasti bener salahnya. Menurut gue, ceritanya justru yang paling
buat disappointed. Terlalu banyak yang maksa, kurang ngalir alami. Gak mau
spoiler, jadinya gak bisa ceritain bagian mana saja yang terlalu maksa. Mungkin
bisa dibahas di komentar kalau ada yang ngajak diskusi.
Iklan. Haha lucu, ehmmm, bukan jelek sih. Karena gue juga
seorang pedagang yang suka iklan-iklan di facebook, jadi ngertilah pentingnya iklan. Dan penempatanya
pun bagus kok. Dengan cerita yang terlalu maksa, justru iklanya ditempatkan
cukup mengalir dengan alami. Yah, tapi buat kalian yang memang dari awal benci
banget sama yang namanya iklan, orang jualan, mau sebagus apapun, pasti bakal
terlihat menyebalkan juga.
Nilai. Gue kasih nilai 7.5 lah. 7.5 buat ukuran film Indo
yah. Gue Cuma agak disappointed dengan jalan ceritanya yang cukup banyak maksa,
jadi berasa kurang alami. Terlalu banyak kebetulan. Tapi entah kenapa, pas klimaksnya, air mata gue ngalir juga, walaupun gak banyak. Kebawa juga sama suasananya. Dan selain itu, bagus dan
Layak Buat Di Tonton. Dan juga, khususnya, pesan-pesan yang disampaikan dalam cerita ini, sungguh patut dipikirkan. "Dunia Tanpa Islam Adalah Dunia Tanpa Kedamaian".
**
Informasi lain tentang film Bulan Terbelah Di Langit
Amerika.
Genre : Drama
Sutradara : Rizal Mantovani
Penulis Novel : Rangga Almahendra, Hanum Rais
Penulis Skenario : Rangga Almahendra, Hanum Rais.
Produser : Ody Mulya Hidayat.
Pemain: Acha Septriansa sebagai Hanum, Abimana
Aryasatya sebagai Rangga, Nino Fernandes sebagai Stefan, Rianti
Cartwright sebagai Azima Hussein alias Julia Collins, Hannah Al Rashid sebagai
Jasmine.
Film ini ditonton pada tanggal 19 Desember 2015, telat dua hari setelah film ini mulai ditayangkan pada tanggal 17 Desember 2015. Pas nonton pas hari sabtu, rame banget, tapi yang nonton film Ini juga rame banget. Mungkin 90 persen bangku terisi.
Trailer
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
kayaknya bagusan novelnya ya?
BalasHapusMalah belum baca novelnya.. Haha..
BalasHapusWaw... perlu nonton nih...
BalasHapusWaw... perlu nonton nih...
BalasHapusSelect turun tayang her..
BalasHapusselek maksude, haha
Hapus